Saya ingin sedikit membahas dari artikel yang sudah kami buat dari berbagai sumber tentang CTL (Contectual Teaching dan Learnig)
Dalam wacana pendidikan, ada dua tataran yang sering dipertentangkan yang sesungguhnya saling berkaitan, yakni teoritik dan pelaksanaan. Filsuf pendidikan, John Dewey mengingatkan bahwa kita bahwa teori pada akhirnya dan seyogyanya menjadi suatu yang paling praktis.
Berbagai teori muncul silih bergantian dengan daya aktraktif masing-masing. Seiring teori dan pendekatan itu merupakan sinergi dari berbagai pendekatan dalam berbagai cabang atau disiplin ilmu. Semua teori seperti dikatakan beauchamp (1975) diturunkan dari teori-teori yang ada pada tiga katagori ilmu, yaitu humaniora, ilmu alam dan ilmu social, CTL (Contektual Teaching and Learning) adalah juga buah sinergi dari berbagai disiplin ilmu.
Untuk
memahami hubungan teori dan impelementasinya dalam dunia pendidikan, ada 4
konsep kunci yang saling terkait, yaitu teaching, learnig, instruction dan
curikulum. Ke 4 konsep ini saling keterkaitan. Karna Teaching adalah refleksi system kepribadian sang guru yang
bertindak secara professional. Learnig
adalah refleksi sistem kepribadian siswa yang menunjukan prilaku atau sikap
yang terkait tugas yang diberikan. Intruction
adalah sistem sosial tempat berlangsungnya belajar mengajar sedangkan, curikulum adalah sistem sosial yang
berjuang pada sebuah rencana untuk pengajaran. Dengan merujuk 4 defenisi ini.
Maka kita akan mudah memahami konsep CTL dan implementasinya.
Kutipan diatas
menegaskan hakikat CTL yang dapat diringkas dalam tiga kata yaitu makna yang dibermaknakan dengan merujuk
pada kerangka teaching, learnig,
instruction dan curriculum sebagaimana di definisikan di atas, dalam CTL
guru berperan sebagai fasilitator tanpa henti (reinforcing) yaitu membantu
siswa menemukan makna (pengetahuan) seperti dibahas sebelumnya, siswa memiliki
respone pontentiality yang bersifat ilmiah. Dan keinginan menemukan makna
adalah sangat mendasar untuk manusia. Tugas utama pendidik adalah memberdayakan
potensi kodrati ini sehingga siswa terlatih menangkap makna dari materi yang
diajarkan.
Untuk menerapkan CTL
ada sejumlah strategi yang mesti ditempuh atau dilakukan ketujuh strategi ini
sama pentingnya dan semuanya mesti ditempuh secara proporsional dan rasional.
1) Pengajaran
berbasis masalah, dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama, siswa
ditantang berfikir keritis untuk memecahkannya dalam suatu masalah. Masalah
seperti ini membawa makna personal dan sosial bagi siswa.
2) Menggunakan
konteks multidimensi, makna itu ada dimana mana dalam konteks fisik dan sosial.
Selama ini ada yang keliru dengan menganggap bahwa makna (pengetahuan) adalah
yang tersaji dalam materi ajar atau buku teks saja. Dalam CTL guru memberi
makna beragam konteks (sekolah, keluarga, masyarakat, tempat kerja dan
sebagainya) sehingga makna pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi semakin
berkualitas dan efesien
3) Mempertimbangkan
ke-bhinekaan siswa, dalam konteks Indonesia baru sekadar pengakuan politik yang
tidak bermakna edukasi. Dalam CTL guru membimbing individu dan menyakini bahwa
perbedaan individual dan sosial sehararusnya di bermaknakan menjadi mesin
penggerak untuk belajar saling menghormati dan membangun toleransi demi
terwujudnya keterampilan personal.
4) Memberdayakan
siswa untuk bias belajar sendiri. Setiap manusia harus menjadi pembelajar aktif
sepanjang hayat, jadi pendidikan formal adalah kawah candradimuka bagi siswa
untuk menguasai cara belajar untuk belajar mandiri dikemudian hari. Karena itu,
mereka mesti dilatih berfikir kritis dan kreatif dalam mencari dan menganalisis
informasi dengan sedikit bantuan atau malah secara sendiri.
5) Belajar
melalui kolaborasi. Siswa seharusnya dibiasakan saling belajar dari dan dalam
kelompok untuk berbagi pengetahuan dan menentukan focus belajar, dalam setiap
kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan dengan koligannya. Siswa
ini dapat dijadikan fasilitator dalam kelompoknya, apabila suatu komunitas
belajar tersebut sudah terbina dengan baik sedemikian supaya disekolah, guru
akan lebih berperan banyak sebagai pelatih, fasilitator atau mentor.
6) Menggunakan
penilaian autentik, mengapa demikian ? karena kontextual hamper berarti
individual, yakni mengakui adanya kehasan sekaligus keluasaan dalam
pembelajaran, materi ajar, bahan ajar, dan prestasi yang dicapai siswa. Materi
bahasa yang diberikan harus autentik meliputi Koran, menu program radio dan
televise, website dan sebagainya. Penilaian autentik menunjukan bahwa belajar
belajar telah berlangsung secara terpadu dan kontekstual dan member kesempatan
kepada siswa untuk maju terus sesuai dengan potensi yang dimilikinya atau bakat
yang dimilikinya.
7) Mengejar
standar tinggi, standar unggul sering dipersepsi sebagai jaminan untuk mendapat
pekerjaan, atau minimal membuat siswa merasa pede untuk menentukan pilihan masa
depan frase standar unggul seharusnya terus menerus ditanamkan dalam benak
siswa untuk mengingatkan agar menjadi manusia kompetitif pada abad persaingan
seperti sekarang ini, dengan demikian sekolah seharusnya menentukan kompetensi
lulusan dari waktu ke waktu dari masa ke masa, setiap sekolah seharusnya
melakukan uji mutu dengan melakukan studi banding ke berbagai sekolah di
Indonesia atau di luar negeri.
Pembelajaran
dalam pengajaran Kontekstual CTL (Kontextual Teaching Learnig) adalah salah
satu topik hangat dalam dunia pendidikan saat ini, yang menyababkan anehnya
adalah sejauh ini tidak adanya panduan menyeluruh mengenai CTL yang menjelaskan
secara tepat apa CTL dan mengapa metode tersebut berhasil. Penting sekali bagi
para pendukung dan praktisi CTL untuk menetapkan definisi CTL yang diterima
secara global atau universal, menyetujui cirri khasnya, asalnya darimana, dan
alas an keberhasilannya. Jika dipahami dan dilaksanakan secara tepat. CTL
memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi lebih sekedar noktah pada
layar praktik yang harus dilakukan didalam kelas. Penemuan penemuan terbaru
dalam ilmu pengetahuan modern tentang otak manusia dan prinsip-prinsip dasar
tertentu yang menyokong semua sistem kehidupan dan keseluruhan alam semesta
menjadi dasar bagi pembelajaran dan pengajaran kontekstual karena CTL adalah
sebuah sistem yang bersifat menyeluruh yang menyerupai cara alam bekerja.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran CTL adalah pembelajaran dimana siswa
diajak untuk berkreatifitas dengan kemampuannya sendiri serta dorongan guru dan
orangtua dirumah, wal hasil pembelajaran pengajaran guru harus menguasi dan
mengetahui langkah-langah pembelajaran yang dituangkan dalam metode CTL. Itu
deskripsi singkat yang kami baca dari berbagai sumber
1.
Ada 3 Teori
konsep CTL
1)
The term teaching
model refers to a particular and approach to instruction that is include its
goals or best, environment, syntax and management system. (Arends) dalam Hamid, 2010
2)
Contextual learning
is an educational process that help the students to see the meaning of the
material which thay studied by connecting their life content, with their
environment social and cultural (Johson,
2007 : 295)
3)
Contextual learning
is a concept that help the teachers is connecting the content of the real
situation world and to motivate the students to make connection between
knowladge and its aplication in students a live as a family, community and
employee to ask for diligence. (
Center of education and work at the University of Wisconison (Madison, 2007 :
295 )
2.
Sintesis dari
setiap teori di atas bahwa :
1)
Model Pembelajaran itu mengarah pada suatu
pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuan, lingkungan, sintaknya, sistem
pengelolannya, sehingga model pembelajaran mempunyai makna yang sangat luas
dari pada pendekatan, strategi dan prosedur ataupun metodenya
Bahwa
menurut Hamid 2010. Bahwa pendidikikan itu cakupannya sangat luas sekali mulai
dari pengalaman-pengalaman peserta didik alami untuk itu diperlukan suatu model
pendekatan yang sangat luas
2)
Bahwa pembelajaran contektual adalah suatu proses
edukasi yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang
mereka pelajari secara langsung dan menghubungkannya dengan konteks kehidupan
lingkungan mereka sehari-hari yaitu dengan konteks lingkungan nya, sosialnya
dan kebudayannya
Menurutnya
pendidikan edukatsi itu adalah pendidikan secara langsung dihubungkannya dengan lingkungan peserta
didik yang ada dilingkungannya sehingga anak-anak akan mudah menyerap dan
memahami makna pendidikan live
3)
Pembelajaran kontekstual adalah suatu konsepsi dalam
suatu proses KBM Kegiatan Belajar Mengajar yang membantu guru yang menghubungkan
dengan isi pelajaran dengan situasi dunia real dan memotivasi membuat hubungan
antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan siswa sebagai anggota
keluarga dan juga masyarakat
Adapun
menurut yang ketiga ini bahwa proses pendidikan contektual learning harus bisa
menghubungkan pengetahuan dengan aplikasinya atau tingkah laku sehari-hari yang
ada di masyarakat atau anggota keluarga serta pekerja semua itu bisa dikatakan
interaksi edukatif
3. Penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu
Bahwa model pembelajaran yang
dilakukan orang-orang terdahulu adalah mengutamakan guru sebagai centerd
learnig, guru hanya sebagai nara sumber dalam pembelajaran sehingga siswa tidak
terlalu banyak mendapatkan pembelajaran dari teman serta lingkungannya, karna
guru mengajarkan sesuatu itu dengan apa yang ada di dalam isi buku tersebut
sehingga perkembangan pengetahuan siswa juga terhambat.
Alhamdulillah
saat ini sudah banyak bermunculan para peneliti Diakhir ini bermunculan penelitian dikalangan pendidikan
di indonesia sub tema yang dikembangkan diantaranya yaitu pembelajaran kelompok
atau diskusi/kooperatif di tingkat SD ataupun ditingkat menengah Utomo (2004).
Didalam sebuah penelitiannya bahwa pembelajaran kooperatif berorientasikan
kepada kepribadian seseorang, peserta didik dapat berjalan secara efektif baik
secara korelatif ataupun normatif.
4. Tuliskan kekurangan dan kelebihan dari suatu konsep
1.
Kekurangan dalam sebuah konsep pembelajaran itu akan
terjadi katika zaman semakin berkembang/perkembangan zaman, yang mana kebutuhan
peserta didik juga akan semakin berkembang. Salah satu contoh konsep terdahulu
dalam suatu pembelajaran adalah bahwa guru sebagai sentral dari pembelajaran
a. Guru harus mempunyai pengalaman yang
banyak/wawasan yang luas
b. Aspek sarana pembelajaran harus
lengkap dan tersedia
c. Kurikulum harus luwes pada
pencapaian target ketuntasan siswa
2.
Sedangkan kelebihannya suatu konsep pembelajaran itu
menambahkan dari konsep konsep yang telah dijalani terdahulu apakah direvisi
ataukah diganti tergantung kebutuhan dan perkembngan zaman, Salah satu contoh
konsep sekarang dalam suatu pembelajaran adalah bahwa guru sebagai, pembimbing
dan pemantau juga pemerhati bahkan sebagai fasilitator ini menunjukan konsep
pendidikan setiap tahunnya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dari
konsep sebelumnya.
a.
Matri
pembelajaran semakin dekat dengan kehidupan anak sehingga anak faham dan dapat
melakukannya/menegrjakannya
b.
Siswa
dengan mudah mengaitkan pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya
c.
Dapat
mengembangkan kemampuannya belajarnya dalam kerja kelompok dilihat dari aspek
afektif, psikomotorik bahkan aspek kognitif
5. Kesimpulan dan implikasinya
Bahwa TCL adalah sebuah sistem
belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran
apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima dan
mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan
informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman dengan pengalaman yang mereka
miliki sebelumnya.
Untuk itu implikasinya dalam
suatu metode CTL maka seorang pengajar harus mengetahui 8 komponen CTL
1)
Membuat keterkaitan yang bermakna
2)
Pembelajaran mandiri
3)
Melakukan pekerjaan yang berarti
4)
Bekerja sama
5)
Berfikir kritis dan kreatif
6)
Membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang
dengan cepat
7)
Mencari standar yang tinggi
8)
Menggunakan penilaian autentik
Ilyas Abdullah, M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Buku Tamu