"Berilmu dulu sebelum berkata
dan bertindak"

Selasa, 27 Januari 2015

Contektual Teaching and Learnig (CTL)



Saya ingin sedikit membahas dari artikel yang sudah kami buat dari berbagai sumber tentang CTL (Contectual Teaching dan Learnig)

Dalam wacana pendidikan, ada dua tataran yang sering dipertentangkan yang sesungguhnya saling berkaitan, yakni teoritik dan pelaksanaan. Filsuf pendidikan, John Dewey mengingatkan bahwa kita bahwa teori pada akhirnya dan seyogyanya menjadi suatu yang paling praktis.
Berbagai teori muncul silih bergantian dengan daya aktraktif masing-masing. Seiring teori dan pendekatan itu merupakan sinergi dari berbagai pendekatan dalam berbagai cabang atau disiplin ilmu. Semua teori seperti dikatakan beauchamp (1975) diturunkan dari teori-teori yang ada pada tiga katagori ilmu, yaitu humaniora, ilmu alam dan ilmu social, CTL (Contektual Teaching and Learning)  adalah juga buah sinergi dari berbagai disiplin ilmu.
Untuk memahami hubungan teori dan impelementasinya dalam dunia pendidikan, ada 4 konsep kunci yang saling terkait, yaitu teaching, learnig, instruction dan curikulum. Ke 4 konsep ini saling keterkaitan. Karna Teaching adalah refleksi system kepribadian sang guru yang bertindak secara professional. Learnig adalah refleksi sistem kepribadian siswa yang menunjukan prilaku atau sikap yang terkait tugas yang diberikan. Intruction adalah sistem sosial tempat berlangsungnya belajar mengajar sedangkan, curikulum adalah sistem sosial yang berjuang pada sebuah rencana untuk pengajaran. Dengan merujuk 4 defenisi ini. Maka kita akan mudah memahami konsep CTL dan implementasinya.
Kutipan diatas menegaskan hakikat CTL yang dapat diringkas dalam tiga kata yaitu makna yang dibermaknakan dengan merujuk pada kerangka teaching, learnig, instruction dan curriculum sebagaimana di definisikan di atas, dalam CTL guru berperan sebagai fasilitator tanpa henti (reinforcing) yaitu membantu siswa menemukan makna (pengetahuan) seperti dibahas sebelumnya, siswa memiliki respone pontentiality yang bersifat ilmiah. Dan keinginan menemukan makna adalah sangat mendasar untuk manusia. Tugas utama pendidik adalah memberdayakan potensi kodrati ini sehingga siswa terlatih menangkap makna dari materi yang diajarkan.
Untuk menerapkan CTL ada sejumlah strategi yang mesti ditempuh atau dilakukan ketujuh strategi ini sama pentingnya dan semuanya mesti ditempuh secara proporsional dan rasional.
1)      Pengajaran berbasis masalah, dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama, siswa ditantang berfikir keritis untuk memecahkannya dalam suatu masalah. Masalah seperti ini membawa makna personal dan sosial bagi siswa.
2)      Menggunakan konteks multidimensi, makna itu ada dimana mana dalam konteks fisik dan sosial. Selama ini ada yang keliru dengan menganggap bahwa makna (pengetahuan) adalah yang tersaji dalam materi ajar atau buku teks saja. Dalam CTL guru memberi makna beragam konteks (sekolah, keluarga, masyarakat, tempat kerja dan sebagainya) sehingga makna pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi semakin berkualitas dan efesien
3)      Mempertimbangkan ke-bhinekaan siswa, dalam konteks Indonesia baru sekadar pengakuan politik yang tidak bermakna edukasi. Dalam CTL guru membimbing individu dan menyakini bahwa perbedaan individual dan sosial sehararusnya di bermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar saling menghormati dan membangun toleransi demi terwujudnya keterampilan personal.
4)      Memberdayakan siswa untuk bias belajar sendiri. Setiap manusia harus menjadi pembelajar aktif sepanjang hayat, jadi pendidikan formal adalah kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara belajar untuk belajar mandiri dikemudian hari. Karena itu, mereka mesti dilatih berfikir kritis dan kreatif dalam mencari dan menganalisis informasi dengan sedikit bantuan atau malah secara sendiri.
5)      Belajar melalui kolaborasi. Siswa seharusnya dibiasakan saling belajar dari dan dalam kelompok untuk berbagi pengetahuan dan menentukan focus belajar, dalam setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan dengan koligannya. Siswa ini dapat dijadikan fasilitator dalam kelompoknya, apabila suatu komunitas belajar tersebut sudah terbina dengan baik sedemikian supaya disekolah, guru akan lebih berperan banyak sebagai pelatih, fasilitator atau mentor.
6)      Menggunakan penilaian autentik, mengapa demikian ? karena kontextual hamper berarti individual, yakni mengakui adanya kehasan sekaligus keluasaan dalam pembelajaran, materi ajar, bahan ajar, dan prestasi yang dicapai siswa. Materi bahasa yang diberikan harus autentik meliputi Koran, menu program radio dan televise, website dan sebagainya. Penilaian autentik menunjukan bahwa belajar belajar telah berlangsung secara terpadu dan kontekstual dan member kesempatan kepada siswa untuk maju terus sesuai dengan potensi yang dimilikinya atau bakat yang dimilikinya.
7)      Mengejar standar tinggi, standar unggul sering dipersepsi sebagai jaminan untuk mendapat pekerjaan, atau minimal membuat siswa merasa pede untuk menentukan pilihan masa depan frase standar unggul seharusnya terus menerus ditanamkan dalam benak siswa untuk mengingatkan agar menjadi manusia kompetitif pada abad persaingan seperti sekarang ini, dengan demikian sekolah seharusnya menentukan kompetensi lulusan dari waktu ke waktu dari masa ke masa, setiap sekolah seharusnya melakukan uji mutu dengan melakukan studi banding ke berbagai sekolah di Indonesia atau di luar negeri.
Pembelajaran dalam pengajaran Kontekstual CTL (Kontextual Teaching Learnig) adalah salah satu topik hangat dalam dunia pendidikan saat ini, yang menyababkan anehnya adalah sejauh ini tidak adanya panduan menyeluruh mengenai CTL yang menjelaskan secara tepat apa CTL dan mengapa metode tersebut berhasil. Penting sekali bagi para pendukung dan praktisi CTL untuk menetapkan definisi CTL yang diterima secara global atau universal, menyetujui cirri khasnya, asalnya darimana, dan alas an keberhasilannya. Jika dipahami dan dilaksanakan secara tepat. CTL memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi lebih sekedar noktah pada layar praktik yang harus dilakukan didalam kelas. Penemuan penemuan terbaru dalam ilmu pengetahuan modern tentang otak manusia dan prinsip-prinsip dasar tertentu yang menyokong semua sistem kehidupan dan keseluruhan alam semesta menjadi dasar bagi pembelajaran dan pengajaran kontekstual karena CTL adalah sebuah sistem yang bersifat menyeluruh yang menyerupai cara alam bekerja.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran CTL adalah pembelajaran dimana siswa diajak untuk berkreatifitas dengan kemampuannya sendiri serta dorongan guru dan orangtua dirumah, wal hasil pembelajaran pengajaran guru harus menguasi dan mengetahui langkah-langah pembelajaran yang dituangkan dalam metode CTL. Itu deskripsi singkat yang kami baca dari berbagai sumber   
1.      Ada 3 Teori konsep  CTL
1)      The term teaching model refers to a particular and approach to instruction that is include its goals or best, environment, syntax and management system. (Arends) dalam Hamid, 2010
2)      Contextual learning is an educational process that help the students to see the meaning of the material which thay studied by connecting their life content, with their environment social and cultural (Johson, 2007 : 295)
3)      Contextual learning is a concept that help the teachers is connecting the content of the real situation world and to motivate the students to make connection between knowladge and its aplication in students a live as a family, community and employee to ask for diligence. ( Center of education and work at the University of Wisconison (Madison, 2007 : 295 )

2.      Sintesis dari setiap teori di atas bahwa :
1)      Model Pembelajaran itu mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuan, lingkungan, sintaknya, sistem pengelolannya, sehingga model pembelajaran mempunyai makna yang sangat luas dari pada pendekatan, strategi dan prosedur ataupun metodenya
Bahwa menurut Hamid 2010. Bahwa pendidikikan itu cakupannya sangat luas sekali mulai dari pengalaman-pengalaman peserta didik alami untuk itu diperlukan suatu model pendekatan yang sangat luas
2)      Bahwa pembelajaran contektual adalah suatu proses edukasi yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari secara langsung dan menghubungkannya dengan konteks kehidupan lingkungan mereka sehari-hari yaitu dengan konteks lingkungan nya, sosialnya dan kebudayannya
Menurutnya pendidikan edukatsi itu adalah pendidikan secara langsung  dihubungkannya dengan lingkungan peserta didik yang ada dilingkungannya sehingga anak-anak akan mudah menyerap dan memahami makna pendidikan live
3)      Pembelajaran kontekstual adalah suatu konsepsi dalam suatu proses KBM Kegiatan Belajar Mengajar yang membantu guru yang menghubungkan dengan isi pelajaran dengan situasi dunia real dan memotivasi membuat hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga dan juga masyarakat
Adapun menurut yang ketiga ini bahwa proses pendidikan contektual learning harus bisa menghubungkan pengetahuan dengan aplikasinya atau tingkah laku sehari-hari yang ada di masyarakat atau anggota keluarga serta pekerja semua itu bisa dikatakan interaksi edukatif
3.      Penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu
Bahwa model pembelajaran yang dilakukan orang-orang terdahulu adalah mengutamakan guru sebagai centerd learnig, guru hanya sebagai nara sumber dalam pembelajaran sehingga siswa tidak terlalu banyak mendapatkan pembelajaran dari teman serta lingkungannya, karna guru mengajarkan sesuatu itu dengan apa yang ada di dalam isi buku tersebut sehingga perkembangan pengetahuan siswa juga terhambat.
Alhamdulillah saat ini sudah banyak bermunculan para peneliti Diakhir ini bermunculan penelitian dikalangan pendidikan di indonesia sub tema yang dikembangkan diantaranya yaitu pembelajaran kelompok atau diskusi/kooperatif di tingkat SD ataupun ditingkat menengah Utomo (2004). Didalam sebuah penelitiannya bahwa pembelajaran kooperatif berorientasikan kepada kepribadian seseorang, peserta didik dapat berjalan secara efektif baik secara korelatif ataupun normatif.
4.      Tuliskan kekurangan dan kelebihan dari suatu konsep
1.      Kekurangan dalam sebuah konsep pembelajaran itu akan terjadi katika zaman semakin berkembang/perkembangan zaman, yang mana kebutuhan peserta didik juga akan semakin berkembang. Salah satu contoh konsep terdahulu dalam suatu pembelajaran adalah bahwa guru sebagai sentral dari pembelajaran
a.       Guru harus mempunyai pengalaman yang banyak/wawasan yang luas
b.      Aspek sarana pembelajaran harus lengkap dan tersedia
c.       Kurikulum harus luwes pada pencapaian target ketuntasan siswa


2.      Sedangkan kelebihannya suatu konsep pembelajaran itu menambahkan dari konsep konsep yang telah dijalani terdahulu apakah direvisi ataukah diganti tergantung kebutuhan dan perkembngan zaman, Salah satu contoh konsep sekarang dalam suatu pembelajaran adalah bahwa guru sebagai, pembimbing dan pemantau juga pemerhati bahkan sebagai fasilitator ini menunjukan konsep pendidikan setiap tahunnya mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dari konsep sebelumnya.
a.       Matri pembelajaran semakin dekat dengan kehidupan anak sehingga anak faham dan dapat melakukannya/menegrjakannya
b.      Siswa dengan mudah mengaitkan pelajaran yang satu dengan pelajaran yang lainnya
c.       Dapat mengembangkan kemampuannya belajarnya dalam kerja kelompok dilihat dari aspek afektif, psikomotorik bahkan aspek kognitif


5.      Kesimpulan dan implikasinya
Bahwa TCL adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman dengan pengalaman yang mereka miliki sebelumnya.
Untuk itu implikasinya dalam suatu metode CTL maka seorang pengajar harus mengetahui 8 komponen CTL
1)      Membuat keterkaitan yang bermakna
2)      Pembelajaran mandiri
3)      Melakukan pekerjaan yang berarti
4)      Bekerja sama
5)      Berfikir kritis dan kreatif
6)      Membantu seseorang untuk tumbuh dan berkembang dengan cepat
7)      Mencari standar yang tinggi
8)      Menggunakan penilaian autentik

ini jawaban singkat kami dalam mata kuliah Desain Pembelajaran (Dr. Entis Sutrisna, M.Pd) Dosen Pascasarjana Unpak 2014.


Ilyas Abdullah, M.Pd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu